
Revolusi bumi merupakan pergerakan bumi mengelilingi matahari pada orbitnya. Revolusi bumi terjadi akibat beberapa peristiwa penting seperti salahnya adalah karena perbedaan musim antar negara.
Dalam sebuah Jurnal Ilmiah Multi Science, Vol. IX No. 1 tahun 2017 disebutkan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari ke arah negatif atau berlawanan arah jarum jam. Dengan demikian, saat kamu berada di pesawat antariksa tepat diatas kutub utara, maka kamu bisa melihat bumi bergerak mengelilingi matahari dengan arah berlawanan jarum jam.
Dalam jurnal ilmiah itu pula diterangkan bahwa terdapat dua peristiwa yang membuktikan pergerakan revolusi bumi, yaitu :
- Terjadi Paralaks Bintang
Paralaks bintang merupakan pergeseran kedudukan bintang yang dekat ke bumi terhadap latar belakang bintang yang lebih jauh. Fenomena tersebut terjadi akibat pengamatan di Bumi mengubah kedudukannya.
- Terjadi Aberasi Cahaya Bintang
Aberasi cahaya bintang merupakan perpindahan yang terlihat dalam arah cahaya yang datang dari sebuah bintang akibat pegerakan bumi mengelilingi matahari. Fenomena tersebut bisa dianalogikan dengan aberasi tetes hujan yang menimpa kaca mobil.
Saat kamu berada didalam mobil yang sedang diam, maka akan melihat tetesan hujan jatuh tegak lurus mengenai kaca. Namun, jika mobilnya bergerak maka tetesan air hujan terlihat mirip.
Pergerakan bumi mengelilingi matahari mengakibatkan terjadinya beberapa peristiwa penting yang dialami oleh makhluk hidup di muka bumi. Sebagaimana dikutip dari Jurnal Ilmiah Multi Science, Vol. IX No. 1 tahun 2017 dan Modul 3 – Geografi, berikut 4 dampak revolusi bumi :
- Gerak Semu Tahunan Matahari
Gerak semu tahunan matahari merupakan gerakan semu matahari mulai dari khatulistiwa bolak balik antara 23,50 lintang utara dan selatan setiap tahun. Hal itu terjadi akibat matahari yang selalu berbalik arah setelah sampai di lintang 23,50 yang disebut dengan istilah garis balik.
Gerak semu tahunan matahari tersebut mengakibatkan matahari seolah – olah ada di daerah khatulistiwa pada tanggal 21 Maret, lalu bergerak ke arah utara. Sementara tanggal 22 Juni, matahari seolah – olah bergerak kembali menuju khatulistiwa.
Kemudian matahari yang berada di khatulistiwa akan bergerak ke selatan pada tanggal 23 September. Setelah sampai di garis balik selatan pada tanggal 23 Desember, matahari kembali lagi menuju khatulistiwa.
- Perubahan Durasi Siang Dan Malam
Dampak revolusi bumi selanjutnya adalah ternyata dapat mengubah durasi siang dan malam. Contohnya mulai tanggal 21 Maret hingga 23 September, belahan bumi utara mendapatkan sinar matahari lebih banyak dibandingkan dengan belahan bumi selatan. Panjang siang di belahan bumi bagian utara lebih lama dibandingkan dengan bumi selatan.
- Pergantian Musim
Dampak revolusi bumi juga ternyata dapat mempengaruhi musim. Berikut pembagian pergantian musim berdasarkan periode waktu dalam setahun :
- Pada tanggal 21 Maret hingga 21 Juni, belahan bumi utara mengalami musim semi, sementara bumi bagian selatan mengalami musim gugur.
- Pada tanggal 21 Juni hingga 23 September, belahan bumi utara mengalami musim panas, sementara belahan bumi selatan mengalami musim dingin.
- Pada tanggal 23 September hingga 22 Desember, bumi bagian utara mengalami musim gugur, sementara bumi bagian selatan mengalami musim semi.
- Pada tanggal 22 Desember hingga 21 Maret, bumi bagian utara mengalami musim dingin, dan bumi bagian selatan mengalami musim panas.
- Terlihat Rasi Bintang Yang Berbeda Setiap Tahun
Dampak revolusi bumi yang terakhir adalah mengakibatkan rasi bintang berbeda dari bulan ke bulan. Rasi bintang sendiri adalah kelompok bintang yang membentuk pola tertentu.
Saat posisi bumi ada di sebelah timur matahari, maka bintang yang terlihat hanya yang ada di sebelah timur matahari saja. Saat posisi bumi di sebelah utara matahari, maka bintang – bintang yang terlihat hanya yang disebelah utara matahari saja. Karena itu, posisi bintang – bintang yang terlihat dari bumi akan selalu berubah.