
Kristal perak halida peka terhadap cahaya. Semakin banyak cahaya yang terpapar, foto akan semakin terang dan kurang detail.
Saat kamera film mengambil gambar, lensa kamera memaparkan strip film secara singkat ke gambar yang diperbesar melalui lensa.
Eksposur ini membakar jejak ke dalam emulsi dan menciptakan apa yang disebut gambar laten.
Setelah ditangkap, gambar laten itu dapat dikembangkan menjadi negatif, yang pada gilirannya dapat diproyeksikan ke kertas foto peka cahaya untuk membuat foto.
Apa Itu Film 35mm?
Saat Anda mendengar seseorang mengacu pada film 35 milimeter (sering disingkat menjadi 35mm), ini adalah pengukur film yang paling umum digunakan, yang menggambarkan lebar fisik strip film.
Fotografer Oskar Barnack, penemu kamera Leica, memperkenalkan format 35mm pada tahun 1920-an.
Film fotografi dipisahkan menjadi format kecil dan besar tergantung pada ukuran gambar yang digunakan untuk menghasilkan film tersebut.
Film 35mm dianggap format kecil karena hanya menghasilkan gambar berukuran 36×24 mm.
Ini membedakannya dari format besar, yang menghasilkan gambar berukuran 102mm x 127mm, dan format sedang, yang menghasilkan gambar antara 24mm x 36mm.
Istilah “35mm” juga digunakan untuk merujuk pada kamera yang merekam film 35mm secara eksklusif. Perusahaan kamera yang membuat kamera 35mm antara lain: Leica, Kodak, Nikon, Canon, Pentax, Fujifilm, dan masih banyak lagi.
Apa Perbedaan Antara Fotografi Film vs. Fotografi Digital?
Fotografi film dan fotografi digital masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik. Ada dua perbedaan utama antara film dan fotografi digital:
- Kamera analog menggunakan film fisik untuk menangkap gambar. Kamera digital menangkap gambar digital yang kemudian disimpan di kartu penyimpanan.
- Fotografi analog membutuhkan foto yang dikembangkan secara kimiawi, sedangkan fotografi digital menghasilkan gambar yang dapat dilihat secara instan.
5 Keunggulan Fotografi Film
Tidak jarang menemukan fotografer mapan yang menolak fotografi digital untuk fotografi film. Ini karena beberapa alasan, antara lain:
- Fotografi analog menawarkan lebih banyak kesempatan langsung untuk mempelajari prinsip-prinsip fotografi. Ada sejumlah jenis kamera analog, masing-masing dengan pengaturan kamera sendiri yang dapat digunakan untuk mengotak-atik.
- Fotografi analog membuat Anda tetap fokus pada disiplin seni dan memaksa Anda untuk memotret dengan lebih kritis. Tidak seperti kamera digital, kamera analog tidak memiliki garis kisi-kisi mewah atau mode “otomatis” yang secara otomatis akan menangkap foto yang terekspos dengan baik; mereka memaksa Anda untuk membuat keputusan dan mempelajari cara menggunakan semua tombol dan kenop di kamera Anda.
- Fotografi analog bermanfaat. Berhasil memuat, merekam, dan mengembangkan rol film membutuhkan waktu dan peralatan, tetapi ini adalah proses yang menurut banyak fotografer sangat memuaskan—terutama saat harus bekerja di kamar gelap. Saat Anda melihat foto di sewa studio film di jakarta yang Anda kembangkan sendiri, Anda ingat dan menghargai proses panjang yang Anda lalui untuk membuatnya.
- Fotografi analog mendorong fotografer untuk lebih bijaksana. Karena rol film 35mm hanya dapat menangkap gambar dalam jumlah terbatas, setiap bidikan berarti.
- Fotografi analog dapat menghasilkan efek artistik seperti pencahayaan berlebih, sketsa, dan kebocoran cahaya. Meskipun Anda dapat membuatnya dengan perangkat lunak pengedit foto, efek yang tidak disengaja lebih otentik daripada yang disengaja.